Sabtu, 28 Desember 2013

Yang Terbaik






Anda yakin terlahir sebagai seseorang yang terbaik? Tapi saya percaya, tentunya anda selalu menginginkan hal yang terbaik dalam hidup anda, mobil terbaik, sekolah terbaik, baju terbaik, rumah terbaik, bahkan pacar terbaik. Tidak hanya anda, sayapun demikian bahkan semua orang selalu menginginkan hal terbaik. Berbicara akan hal terbaik, saya teringat akan sebuah kisah seorang saudagar kaya raya yang menginginkan pesta pernikahan terbaik untuk putrinya.




Alkisah, di sebuah Negeri bagian Kerajaan Sriwijaya hidup seorang saudagar kaya raya bernama Syafarin. Dia memiliki seorang anak perempuan bernama Pradungga. Bisnis perdagangan emas dan kain Syafarin sangat berkembang pesat hingga terkenal produk terbaiknya ke Negeri Arab dan Cina. Sehingga Syafarin banyak mengenal bangsawan-bangsawan kaya dari seluruh dunia. Hidupnya selalu mendapatkan hal terbaik. Suatu ketika Pradungga diajaknya berdagang ke Negeri Arab, hingga bertemulah ia dengan seorang pemuda kaya yang memiiki bisis sutera terbaik di Negeri itu. Singkat cerita, dipinanglah Pradungga oleh pemuda tersebut.

Dipinangnya Pradungga oleh pemuda kaya membuat Syafarin besar kepalanya, ia merasa bangga anaknya bisa dipinang oleh pemuda kaya raya. Timbulah niatnya untuk menunjukan kehebatan bahwa Seorang Syafarin selalu mendapatkan segala-galanya yang terbaik. Menjelang pernikahan anaknya, Syafarin telah menyebar undangan ke semua orang yang dikenalnya dengan imbuhan bahwa ia akan mengadakan pesta hajatan terbaik yang pernah ada di Negeri Sriwijaya dengan tamu-tamu terbaik, tempat terbaik, hidangan terbaik, anggur terbaik dan segalanya selalu yang terbaik.
Karena ingin segalanya menjadi yang terbaik, Syafarinpun tidak ingin pesta hajatan itu dikelola oleh orang lain karena ia takut akan ada kelalaian yang membuat pesta itu cacat. Iapun mempersiapkannya seorang diri, karena ia percaya dengan tanggannya ia bisa membuat segala hal menjadi yang terbaik. Tenda dan tempat terbaik sudah ia persiapkan, kini saatnya ia mempersipkan hidangan terbaik untuk pesta itu.
Untuk menyajikan hidangan terbaik, Syafarin ingin anggur terbaik untuk dijamukan kepada seluruh tamu. Kemudian ia pergi ke pasar buah terbaik di Negeri itu. Sesampainya disana disambutlah ia oleh penjual Anggur,

“Selamat datang Tuan, anggur-anggur kami adalah anggur terbaik di Negeri ini. Anggur ini sangat segar karena baru di petik di kebun, sama halnya ikan laut yang baru saja di jaring oleh nelayan itu” kata pedagang anggur seraya menunjuk nelayan yang baru saja menjaring ikan di seberang.

“ah kalau begitu, anggur ini bukanlah anggur terbaik. Karena masih kalah terbaiknya dengan ikan laut” kata Syafarin.

“aku ingin memberikan yang terbaik untuk anaku di pesta pernikahannya, dimana aku bisa mendapatkan ikan laut terbaik di Negeri ini?” tambahnya

“di daratan Melaka, Tuan. Ikannya tersohor dengan rasa daging terbaiknya” kata si penjual anggur.
Kemudian pergilah Syafarin ke daratan Melaka dengan mengendarai kapal terbaik yang dimilikinya. Menempuh waktu 1 hari sampailah ia di daratan Melaka, dicarinya penjual ikan terbaik di tempat itu.

“Hai penjual ikan, apakah ikan-ikanmu ini yang terbaik di daratan Melaka?”

“Tentu saja Tuan, ikan-ikan saya punya keistimewaan. Ini adalah ikan kakap merah yang saya budidayakan sendiri, saya jaga makanannya, tempat ternaknya, hingga dagingnya benar-benar enak. Meskipun ini ikan air asin, tapi dagingnya segar dan manis. Semanis gula Tuan..”

“jadi daging ikanmu semanis gula? Tentu saja itu bukan ikan terbaik, karena manisnya tentu kalah dengan gula. Dimana saya bisa mendapatkan gula terbaik di Negeri ini? Katanya sembari menyilangkan tangan di dada”

“jadi Tuan tidak jadi membeli ikan saya? baiklah, jika Tuan ingin membeli gula belilah di saudara laki-laki saya. gulanya adalah gula terbaik di Sriwijaya, Tuan bisa membelinya di tanah Jawa.”
Mendengar perkataan penjual ikan itu, Syafarin bergegas pergi ke tanah Jawa demi mendapatkan gula terbaik di tanah Jawa sebagai suguhan terbaik di pesta pernikahan anaknya. Selama satu minggu Syafarin berlayar menuju Tanah Jawa. Sesampainya di tanah itu ia bergegas menemui saudara laki-laki sang penjual ikan. Bertemulah ia di sebuah pasar terbaik di tanah itu,

“selamat datang Tuan, bukankah anda adalah saudagar Syafarin? Saya dengan Tuan ingin mencari yang terbaik sebagai suguhan untuk pesta pernikahan Putri Tuan”

“Benar sekali, aku mencari yang terbaik. Lalu apakah  gulamu ini adalah gula terbaik?”

“Tentu saja Tuan, gula kami adalah gula terbaik. Manisnya semanis madu”

“kalau begitu, gulamu bukanlah yang terbaik. Dimana aku bisa menemukan madu terbaik di Negeri ini?” 
katanya pada si penjual gula itu.
Syafarin selalu mencari yang terbaik seperti yang dikatakan penjual-penjual yang telah ditemuinya. Ia telah mengorbankan banyak waktu dan uang untuk mencari yang terbaik. Mendengar perkataan si penjual gula, syafarinpun pergi mencari penjual madu terbaik. Seperti sebelumnya, setelah bertemu si penjual madu juga mengatakan bahwa madunya adalah madu terbaik. Penjual itu berkata bahwa madunya semurni susu perah. Mendengar hal tersebut, Syafarin pergi mencari susu perah terbaik, setelah di temuinya, si penjual mengatakan hal yang sama bahwa ssusu nya adalah susu yang terbaik. Penjual itu juga mengatakan bahwa susu yang dijualnya adalah yang terbaik karena ketal, sekental minyak tanah. mendengar hal tersebut, tentusaja  Syafarin bergegas mencari minyak terbaik di Sriwijaya. Akhirnya, bertemulah ia denga seorang penjual minyak di sebuah pertambangan minyak di daerah pinggiran Tanah Minang.

“Hai, penjual minyak. Aku ingin mencari yang terbaik untuk suguhan pernikahan putrika pekan depan. Apakah minyakmu ini adalah minyak yang terbaik?”

“Tentusaja Tuan, minyak kami adalah minyak terbaik yang ada di Negeri Sriwijaya. Tuan boleh melihatnya, minyak kami sejernih air sumur”
Mendengar hal itu, seperti yang sebelumnya Syafarin mengira bahwa minyak yang ditemuinya bukanlah yang terbaik yang bisa dijadikan sebagai hidangan pernikahan anaknya. Ia sudah mulai kelelahan telah berkeliling Negeri untuk mencari yang terbaik sebagai jamuan di Pernikahan putrinya. Pesta sudah tinggal satu hari lagi, mendengar ucapan penjual minyak Syafarinpun bergegas mencari penjual air sumur terbaik di Negeri itu. Bertemulah ia dengan seorang penjual air sumur di tengah perjalanannya yang sudah mulai dirundung  keputusasaan. Ia sedikit tidak percaya bahwa yang terbaik adalah air sumur yang selama ini ia sendiri juga enggan meminumnya. Tetapi ia tak punya pilihan lain. Waktu pernikahan sisa satu hari dan ia sudah tidak punya cukup waktu untuk mencari yang terbaik lainnya, ia juga tak ingin menanggung malu di mata tamu-tamu terbaiknya.

Akhirnya, saudagar tamak itu membeli ribuan liter air sumur sebagai hidangan terbaik di pesta pernikahan anaknya. Ribuan tamu yang di undang terpaksa datang dari tanah yang jauh hanya untuk menikmati air sumur yang mereka sendiripun bisa mendapatkannya di rumah. Syafarinpun merasa malu atas apa yang ia kerjakan, Iapun tidak berani menampakan wajahnya di tengah para tamu. Ia takut dicibir teman-temannya sendiri, karena sebelumnya ia sudah berkoar-koar akan mengadakan pesta terbaik dengan tamu terbaik, tempat terbaik, hidangan terbai dan anggur terbaik.

Terlepas dari kisah saudagar Syafarin yang termakan sendiri oleh ketamakannya, sudah sewajarnya kita menyadari bahwa mencari yang terbaik itu tak pernah ada habisnya. Kita diciptakan sebagai manusia yang tak pernah puas dengan apa yang kita miliki. Semua orang gemar mencari yang terbaik, tetapi yang terbaik tidak akan kita dapatkan jika kita terus mencari melainkan bisa kita dapatkan ketika kita berhenti mencari. Dalam hal ini, maksud saya adalah menghentikan obsesi dan ketamakan untuk mencari yang terbaik, yang terbaik tidak akan pernah terlihat sebelum kita mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Intinya adalah, bersyukur itulah hal yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar