Anda yakin terlahir sebagai
seseorang yang terbaik? Tapi saya percaya, tentunya anda selalu menginginkan
hal yang terbaik dalam hidup anda, mobil terbaik, sekolah terbaik, baju
terbaik, rumah terbaik, bahkan pacar terbaik. Tidak hanya anda, sayapun
demikian bahkan semua orang selalu menginginkan hal terbaik. Berbicara akan hal
terbaik, saya teringat akan sebuah kisah seorang saudagar kaya raya yang
menginginkan pesta pernikahan terbaik untuk putrinya.
Alkisah, di sebuah Negeri bagian
Kerajaan Sriwijaya hidup seorang saudagar kaya raya bernama Syafarin. Dia
memiliki seorang anak perempuan bernama Pradungga. Bisnis perdagangan emas dan
kain Syafarin sangat berkembang pesat hingga terkenal produk terbaiknya ke
Negeri Arab dan Cina. Sehingga Syafarin banyak mengenal bangsawan-bangsawan
kaya dari seluruh dunia. Hidupnya selalu mendapatkan hal terbaik. Suatu ketika
Pradungga diajaknya berdagang ke Negeri Arab, hingga bertemulah ia dengan
seorang pemuda kaya yang memiiki bisis sutera terbaik di Negeri itu. Singkat
cerita, dipinanglah Pradungga oleh pemuda tersebut.
Dipinangnya Pradungga oleh pemuda
kaya membuat Syafarin besar kepalanya, ia merasa bangga anaknya bisa dipinang
oleh pemuda kaya raya. Timbulah niatnya untuk menunjukan kehebatan bahwa Seorang
Syafarin selalu mendapatkan segala-galanya yang terbaik. Menjelang pernikahan
anaknya, Syafarin telah menyebar undangan ke semua orang yang dikenalnya dengan
imbuhan bahwa ia akan mengadakan pesta hajatan terbaik yang pernah ada di
Negeri Sriwijaya dengan tamu-tamu terbaik, tempat terbaik, hidangan terbaik,
anggur terbaik dan segalanya selalu yang terbaik.
Karena ingin segalanya menjadi
yang terbaik, Syafarinpun tidak ingin pesta hajatan itu dikelola oleh orang
lain karena ia takut akan ada kelalaian yang membuat pesta itu cacat. Iapun
mempersiapkannya seorang diri, karena ia percaya dengan tanggannya ia bisa
membuat segala hal menjadi yang terbaik. Tenda dan tempat terbaik sudah ia
persiapkan, kini saatnya ia mempersipkan hidangan terbaik untuk pesta itu.
Untuk menyajikan hidangan
terbaik, Syafarin ingin anggur terbaik untuk dijamukan kepada seluruh tamu.
Kemudian ia pergi ke pasar buah terbaik di Negeri itu. Sesampainya disana
disambutlah ia oleh penjual Anggur,
“Selamat datang Tuan,
anggur-anggur kami adalah anggur terbaik di Negeri ini. Anggur ini sangat segar
karena baru di petik di kebun, sama halnya ikan laut yang baru saja di jaring
oleh nelayan itu” kata pedagang anggur seraya menunjuk nelayan yang baru saja
menjaring ikan di seberang.
“ah kalau begitu, anggur ini
bukanlah anggur terbaik. Karena masih kalah terbaiknya dengan ikan laut” kata
Syafarin.
“aku ingin memberikan yang
terbaik untuk anaku di pesta pernikahannya, dimana aku bisa mendapatkan ikan
laut terbaik di Negeri ini?” tambahnya
“di daratan Melaka, Tuan. Ikannya
tersohor dengan rasa daging terbaiknya” kata si penjual anggur.
Kemudian pergilah Syafarin ke
daratan Melaka dengan mengendarai kapal terbaik yang dimilikinya. Menempuh
waktu 1 hari sampailah ia di daratan Melaka, dicarinya penjual ikan terbaik di
tempat itu.
“Hai penjual ikan, apakah
ikan-ikanmu ini yang terbaik di daratan Melaka?”
“Tentu saja Tuan, ikan-ikan saya
punya keistimewaan. Ini adalah ikan kakap merah yang saya budidayakan sendiri,
saya jaga makanannya, tempat ternaknya, hingga dagingnya benar-benar enak.
Meskipun ini ikan air asin, tapi dagingnya segar dan manis. Semanis gula
Tuan..”
“jadi daging ikanmu semanis gula?
Tentu saja itu bukan ikan terbaik, karena manisnya tentu kalah dengan gula.
Dimana saya bisa mendapatkan gula terbaik di Negeri ini? Katanya sembari
menyilangkan tangan di dada”
“jadi Tuan tidak jadi membeli
ikan saya? baiklah, jika Tuan ingin membeli gula belilah di saudara laki-laki
saya. gulanya adalah gula terbaik di Sriwijaya, Tuan bisa membelinya di tanah
Jawa.”
Mendengar perkataan penjual ikan
itu, Syafarin bergegas pergi ke tanah Jawa demi mendapatkan gula terbaik di
tanah Jawa sebagai suguhan terbaik di pesta pernikahan anaknya. Selama satu
minggu Syafarin berlayar menuju Tanah Jawa. Sesampainya di tanah itu ia
bergegas menemui saudara laki-laki sang penjual ikan. Bertemulah ia di sebuah
pasar terbaik di tanah itu,
“selamat datang Tuan, bukankah
anda adalah saudagar Syafarin? Saya dengan Tuan ingin mencari yang terbaik
sebagai suguhan untuk pesta pernikahan Putri Tuan”
“Benar sekali, aku mencari yang
terbaik. Lalu apakah gulamu ini adalah
gula terbaik?”
“Tentu saja Tuan, gula kami
adalah gula terbaik. Manisnya semanis madu”
“kalau begitu, gulamu bukanlah
yang terbaik. Dimana aku bisa menemukan madu terbaik di Negeri ini?”
katanya
pada si penjual gula itu.
Syafarin selalu mencari yang
terbaik seperti yang dikatakan penjual-penjual yang telah ditemuinya. Ia telah
mengorbankan banyak waktu dan uang untuk mencari yang terbaik. Mendengar
perkataan si penjual gula, syafarinpun pergi mencari penjual madu terbaik.
Seperti sebelumnya, setelah bertemu si penjual madu juga mengatakan bahwa
madunya adalah madu terbaik. Penjual itu berkata bahwa madunya semurni susu
perah. Mendengar hal tersebut, Syafarin pergi mencari susu perah terbaik,
setelah di temuinya, si penjual mengatakan hal yang sama bahwa ssusu nya adalah
susu yang terbaik. Penjual itu juga mengatakan bahwa susu yang dijualnya adalah
yang terbaik karena ketal, sekental minyak tanah. mendengar hal tersebut,
tentusaja Syafarin bergegas mencari
minyak terbaik di Sriwijaya. Akhirnya, bertemulah ia denga seorang penjual
minyak di sebuah pertambangan minyak di daerah pinggiran Tanah Minang.
“Hai, penjual minyak. Aku ingin
mencari yang terbaik untuk suguhan pernikahan putrika pekan depan. Apakah
minyakmu ini adalah minyak yang terbaik?”
“Tentusaja Tuan, minyak kami
adalah minyak terbaik yang ada di Negeri Sriwijaya. Tuan boleh melihatnya,
minyak kami sejernih air sumur”
Mendengar hal itu, seperti yang
sebelumnya Syafarin mengira bahwa minyak yang ditemuinya bukanlah yang terbaik
yang bisa dijadikan sebagai hidangan pernikahan anaknya. Ia sudah mulai
kelelahan telah berkeliling Negeri untuk mencari yang terbaik sebagai jamuan di
Pernikahan putrinya. Pesta sudah tinggal satu hari lagi, mendengar ucapan
penjual minyak Syafarinpun bergegas mencari penjual air sumur terbaik di Negeri
itu. Bertemulah ia dengan seorang penjual air sumur di tengah perjalanannya
yang sudah mulai dirundung keputusasaan.
Ia sedikit tidak percaya bahwa yang terbaik adalah air sumur yang selama ini ia
sendiri juga enggan meminumnya. Tetapi ia tak punya pilihan lain. Waktu
pernikahan sisa satu hari dan ia sudah tidak punya cukup waktu untuk mencari
yang terbaik lainnya, ia juga tak ingin menanggung malu di mata tamu-tamu
terbaiknya.
Akhirnya, saudagar tamak itu
membeli ribuan liter air sumur sebagai hidangan terbaik di pesta pernikahan
anaknya. Ribuan tamu yang di undang terpaksa datang dari tanah yang jauh hanya
untuk menikmati air sumur yang mereka sendiripun bisa mendapatkannya di rumah.
Syafarinpun merasa malu atas apa yang ia kerjakan, Iapun tidak berani
menampakan wajahnya di tengah para tamu. Ia takut dicibir teman-temannya
sendiri, karena sebelumnya ia sudah berkoar-koar akan mengadakan pesta terbaik
dengan tamu terbaik, tempat terbaik, hidangan terbai dan anggur terbaik.
Terlepas dari kisah saudagar
Syafarin yang termakan sendiri oleh ketamakannya, sudah sewajarnya kita
menyadari bahwa mencari yang terbaik itu tak pernah ada habisnya. Kita
diciptakan sebagai manusia yang tak pernah puas dengan apa yang kita miliki.
Semua orang gemar mencari yang terbaik, tetapi yang terbaik tidak akan kita
dapatkan jika kita terus mencari melainkan bisa kita dapatkan ketika kita
berhenti mencari. Dalam hal ini, maksud saya adalah menghentikan obsesi dan
ketamakan untuk mencari yang terbaik, yang terbaik tidak akan pernah terlihat
sebelum kita mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Intinya adalah,
bersyukur itulah hal yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar